Sejarah Menara Saidah


Fakta Menarik Seputar Menara Saidah yang Konon Angker dan Berhantu


Jakarta – Menara Saidah yang terletak di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, kini kosong tanpa penghuni. Gedung dengan berlantai 28 lantai ini mulai dikosongkan sejak 2009 lalu.
Gedung ini cukup megah dengan patung-patung bernuansa Romawi. Jumlah tiang besar yang berdiri kokoh tepat di depan gedung berjumlah 12. Sedangkan di bagian depan ada 2 patung besar menyerupai Julius Cesar dan 2 patung Singa. Untuk di dalam ruangan, 1 patung besar manusia berdiri di tengah lobi dengan 2 patung kecil berdiri di sampingnya.
Sedangkan di bagian belakang halaman gedung ada lapangan parkir. Kondisi basement 1 dan 2 lapangan parkir kondisinya gelap dan kotor. Tanaman menjalar mulai menutupi loket pembayaran tiket parkir. Kemudian tangga darurat kondisinya sudah mulai rapuh dan berkarat.
Ingin tahu fakta menarik soal menara yang kabarnya berhantu ini? Yuk, simak hasil penelusuran detikFinance, Selasa (30/7/2013).
1. Sejarah berdirinya Menara Saidah
Menara Saidah punya sejarah panjang. Gedung ini awalnya dibangun selama 3 tahun (1995-1998) oleh kontraktor Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Hutama Karya (Persero) dengan jumlah lantai 18.
Pemilik pertama gedung ini adalah PT Mustika Ratu atas nama Mooryati Sudibyo. Beberapa tenant sudah mengisi gedung ini saat mulai operasional salah satunya adalah Kementerian Pembangunan Wilayah Timur Indonesia atau yang sekarang menjadi Kementerian Pembangunan Daerah Terpencil (PDT).
Kemudian dilakukan lelang tahun 1995 dan dimenangkan oleh Keluarga Saidah dengan pemilik diserahkan kepada Fajri Setiawan, anak kelima Nyonya Saidah. Saat dimenangkan oleh Keluarga Saidah, gedung ini mengalami renovasi besar-besaran salah satunya penambahan jumlah lantai.
Namun saat ini, pemilik gedung beralih ke anak bungsu Nyonya Saidah atau suami dari artis Inneke Koesherawati. Fajri Setiawan si pemilik lama, kata dia, meninggal belum lama ini.

Kisah Hantu Wanita Berbaju Merah dan Kosongnya Perkantoran Menara Saidahruang lobi Menara Saidah
2. Biaya pembangunan Rp 50 miliar
Nilai proyek untuk membangun menara bergaya Romawi ini diperkirakan mencapai Rp 50 miliar pada waktu itu.
Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Ary Widiantoro mengatakan tak tahu persis angka pasti nilai proyek Menara Saidah saat digarap oleh HK. Ia beralasan menara tersebut telah dibangun belasan tahun yang lalu. Namun Ary memperikirakan untuk membangun Menara Saidah mencapai kurang lebih Rp 50 miliar.
“Kalau nggak salah itu Rp 50 miliar, kalau nggak salah ya, saya nggak jelas detailnya karena itu sekitar 15 tahun yang lalu,” kata Ary kepada detikFinance.
Hutama Karya menggandeng mitra perusahaan konstruksi swasta yakni Adji Satria untuk menyelesaikan proyek miliaran tersebut. Perseroan mengakui proyek Menara Saida merupakan proyek gedung pencakar langit pertama yang digarap oleh HK.
3. Konon kabarnya angker dan berhantu
Selain masalah dugaan konstruksi yang bermasalah, keberadaan gedung diramaikan dengan kisah-kisah mistis yang menjadi buah bibir di masyarakat sekitar, salah satunya kehadiran hantu wanita berbaju merah.
Mantan Petugas Keamanan Menara Saidah, Rahmat mengakui bahwa fenomena hantu wanita berbaju merah sering terlihat berkeliling gedung.
“Hantu perempuan pakai baju merah itu selalu keliling gedung kalau malam hari, kadang juga banyak warga yang melihat nemplok di atas lantai 3,” kata Rahmat kepada detikFinance.
Hal senada juga diakui Opik, seorang warga sekitar Mendara Saidah. Opik berkisah, usai bermain bola di bagian belakang gedung, ia melihat sosok perempuan berbaju merah berdiri di lantai 3 gedung.
“Kejadian sebelum maghrib. Jelas terlihat itu perempuan pakai baju merah berdiri di lantai itu (lantai 3),” katanya sambil menunjuk ke arah lantai 3 gedung Menara Saidah.
Terlepas dari fenomena mistis tersebut, menurut Rahmat faktanya saat ini sudah tak ada lagi penyewa gedung (tenant) yang berkantor di Menara Saida. Ia tak bisa memastikan apakah fenomena itu terkait dengan bubarnya para tenant.
4. Konstruksi menara miring?
Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta membantah soal anggapan gedung Perkantoran Menara Saidah di Jl MT Haryono, Jakarta miring. Pemda memastikan tak ada masalah konstruksi pada bangunan Menara Saidah.
Kepala Dinas Penertiban dan Pengawasan Bangunan (P2B) DKI Jakarta Putu Ngurah Indiana mengatakan tidak ada laporan cacatnya konstruksi untuk gedung 28 lantai tersebut.
“Soal Menara Saidah saya belum dapat data adanya kegagalan konstruksi. Suku Dinas Jakarta Selatan pernah melakukan kajian dan tidak menemukan kegagalan konstruksi,” kata Putu saat dihubungi detikFinance pekan lalu.
Putu juga telah mengirimkan surat resmi kepada pemilik gedung untuk melakukan audit konstruksi. Namun belum ada jawaban dari pihak pemilik gedung.
5. Manajemen buruk, tenant pada lari
Padahal pada masa kejayaannya, gedung 28 lantai tersebut sangat ramai, sebanyak 34 tenant menyewa ruang kantor di gedung yang berdekatan dengan Stasiun Kereta Cawang tersebut.
Kisruh yang terjadi dalam manajemen pengelolaan gedung Menara Saidah berlarut sehingga para tenant tak nyaman karena tak terawatnya fasilitas gedung. Menara Saidah dikelola oleh beberapa perusahaan berbeda namun masih di dalam satu wadah bisnis Merial Group diantaranya PT Merial Esa, PT Merial Medika, dan Dewa.com. Banyaknya pihak yang ikut mengelola gedung juga ikut mengelola, membuat harga sewa menjadi tinggi.
Puncaknya terjadi di tahun 2009, banyak tenant mulai meninggalkan gedung. Tenant terakhir yang tercatat meninggalkan gedung adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Bank BNI menempati gerai di bagian bawah atau berdekatan dengan lobi kantor. Pihak pemilik akhirnya memutuskan hubungan kerja para karyawan yang jumlahnya hampir 200 orang tanpa pesangon.
Jadi ternyata para tenant lari bukan gara-gara gedungnya angker atau berhantu, tetapi lebih kepada manajemen yang buruk.
6. Pernah ditawar hanya Rp 16 miliar
Menara Saidah masih kerap didatangi oleh para calon pembeli, meski sudah tidak berfungsi sebagai gedung perkantoran sejak 2009. Para calon pembeli biasanya datang untuk menanyakan harga gedung, kondisi gedung, dan pemilik gedung.
Pposisi gedung Menara Saidah sangat strategis namun bermasalah dengan konstruksi. Menara Saidah pernah ditawar hanya seharga Rp 16 miliar oleh calon investor yang berminat, namun ditolak sang pemilik.
Hingga kini Menara Saidah masih dalam pengawasan Polsek Cawang, Jakarta Timur. Setiap pagi, polisi rutin melakukan kontrol.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengungkap Sejarah TPU Jeruk Purut

Sejarah Pondok Terong

Misteri Rumah Kentang Di Depok